Sering Mual? Kenali Gejala Morning Sickness Pada Ibu Hamil

Morning Sickness

Mual saat hamil merupakan gejala umum yang ibu hamil alami setiap harinya. Sebab hormon wanita mengalami perubahan cukup besar saat hamil. Namun gejala morning sickness tidak hanya mual saja, apa saja gejala tersebut? Berikut adalah penjelasannya.

Morning sickness

Morning sickness atau emesis gravidarum adalah kondisi munculnya gejala mual dan muntah yang dialami ibu hamil selama trimester awal atau 3 bulan pertama kehamilan. Gejala ini tidak membahayakan dan hilang setelah memasuki trimester kedua.

Apabila gejala tersebut terus berlangsung hingga trimester selanjutnya, maka kamu perlu waspada bisa jadi gejala tersebut menandakan penyakit yang membahayakan. 

Penyebab morning sickness

Penyebab utama morning sickness yang dialami ibu hamil adalah peningkatan hormon beta HCG. Tanda tersebut merupakan kabar baik bagi ibu bahwa kehamilan telah terjadi. 

Selain itu, terdapat pemicu morning sickness muncul pada ibu hamil yaitu pengaruh alat kontrasepsi yang mengandung estrogen, morning sickness di kehamilan terdahulu, mengandung anak kembar, dan sering mabuk kendaraan.

Gejala morning sickness

Berikut adalah beberapa gejala morning sickness pada ibu hamil:

  1. Sering mual
  2. Terjadi saat trimester pertama
  3. Tubuh relatif tetap fit
  4. Badan lemas
  5. Nafsu makan berubah

Lantas, kapan mual akan berakhir? Kamu tidak perlu khawatir, gejala-gejala tersebut akan hilang di trimester selanjutnya.

Faktor risiko morning sickness

Beberapa faktor risiko morning sickness adalah:

  1.  Pernah morning sickness pada kehamilan sebelumnya
  2. Tubuh sensitif termasuk mudah mabuk, sensitif dengan aroma, dan migrain kepala
  3. Hamil anak kembar

Diagnosis morning sickness

Morning sickness menunjukkan gejala-gejala di atas, jika kamu mengalami mual dan muntah lebih dari 3 bulan kamu harus memeriksakan diri pada dokter. Apabila dokter mencurigai adanya hiperemesis gravidarum, dokter akan melakukan pemeriksaan keton urin.

Cara mengatasi morning sickness

Ada beberapa cara agar kamu tidak terus menerus mengalami gejala morning sickness, yaitu:

  1. Konsumsi wedang jahe
  2. Tambah asupan agar mual mereda
  3. Minum vitamin B6
  4. Hindari makanan pedas
  5. Menjaga kesehatan gigi dan mulut
  6. Gunakan aromaterapi

Kapan harus ke dokter? Jika tips-tips di atas tidak bisa mengatasi gejala morning sickness, kamu bisa mendatangi dokter untuk menemukan solusi yang tepat. Selain itu, mual dan muntah tidak menimbulkan komplikasi pada ibu hamil. Sebagai pencegahan morning sickness, kamu bisa menghindari aroma menyengat agar mual tidak semakin parah.

Mengenal Posisi Hubungan Intim Saat Hamil yang Nyaman

Bagi pasangan suami istri melakukan aktivitas seksual termasuk salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi diantara keduanya. Tidak sedikit diantara pasangan suami – istri yang kurang memahami atau bahkan tidak tahu bagaimana posisi hubungan intim saat hamil yang nyaman dan tentunya akan menambah suasana keintiman dari kedua pasangan tersebut.

Bagi kamu yang tertarik atau ingin mengetahui apa saja posisi terbaik melakukan hubungan intim saat hamil tersebut berserta bagaimana cara melakukannya? Simak dengan baik penjelasan yang tersaji dalam artikel berikut dengan baik!

Melakukan Hubungan Intim Saat Hamil

Tidak sedikit yang menanyakan tentang bahaya tidaknya melakukan aktivitas seksual, berhubungan intim saat seorang istri berada pada masa kehamilan. Hal yang harus kamu ketahui yaitu, saat melakukan hubungan intim pada masa kehamilan, hal tersebut tidak berpengaruh pada kondisi janin yang ada dalam kandungan.

Saat melakukan aktivitas seksual tersebut, tentu kamu harus memperhatikan beberapa hal demi menjaga kenyamanan maupun keamanan saat berhubungan intim, terutama dalam pemilihan posisi yang pas saat masa kehamilan.

Posisi Terbaik Hubungan Intim Saat Hamil

Seperti penjelasan diatas, pemilihan posisi berhubungan intim saat hamil 5 bulan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh kedua pasangan, baik suami maupun istri, terutama seorang wanita yang memasuki usia kehamilan 5 bulan atau 21 minggu, janin yang dikandung telah seperti bayi yang siap apabila dilahirkan.

Ingin tahu seperti apa dan bagaimana posisi hubungan intim saat hamil yang aman dan tentunya nyaman saat melakukannya? Kamu bisa menyimak dengan baik ulasan dibawah ini dengan baik!

  1. Posisi berdampingan

Posisi berdampingan atau side by side merupakan salah satu gaya berhubungan intim terbaik yang pas dilakukan saat dalam kondisi hamil. Pada saat melakukan hubungan intim dengan gaya side by side, tubuh seorang istri atau wanita tidak akan tertindih oleh tubuh suami.

Sehingga akan membuat wanita menjadi lebih nyaman dan rileks saat melakukan aktivitas seksual tersebut.

  1. Posisi Women on Top

Women on Top atau seorang wanita berada diatas pria merupakan posisi hubungan intim saat hamil 38 minggu maupun pada saat usia kehamilan lainnya. Saat menerapkan posisi atau gaya WoT tersebut, resiko penekanan yang diarasakan wanita pada perutnya cenderung lebih kecil, daripada menggunakan posisi MoT atau Men on Top.

Saat menggunakan posisi dengan gaya WoT tersebut, seorang wanita bisa lebih leluasa karena memiliki kendali terhadap pasangannya, sehingga hal tersebut akan menjaga suasana intim saat melakukan aktivitas seksual.

  1. Gaya Doggie Style atau dari belakang

Melakukan hubungan dari posisi belakang termasuk salah satu posisi yang disukai banyak orang, baik saat hamil maupun tidak. Keunggulan berhubungan intim dengan gaya doggie style atau posisi dari belakang yaitu kedua pasangan bisa lebih nyaman saat berhubungan badan, karena pergerakan perut bisa lebih bebas.

  1. Posisi memegang pinggang

Posisi hubungan intim yang bisa kamu ketahui selantunya saat hamil yaitu dengan memegang pinggang wanita. Posisi ini cukup mudah untuk dilakukan, yaitu seorang wanita bisa meletakkan telapak tangan pada di dinding. Kemudian dari belakang suami memegang pinggang disertai dengan melakukan penetrasi dari belakang.

Posisi ini lebih nikmat karena mampu merangsang klitoris dari pasangan saat berhubungan badan.

Selain keempat gaya atau posisi diatas, kamu bisa melakukan posisi hubungan intim saat hamil lainnya, seperti dibawah ini:

  1. Gaya cowgirls
  2. Posisi oral seks
  3. Posisi missionary
  4. Posisi masturbasi antar pasangan

Penjelasan di atas, bisa memberikan pengetahuan untuk kamu terutama pengenalan tentang posisi hubungan intim saat hamil yang nyaman dan tentunya aman saat melakukannya. Kamu bisa memilih salah satu gaya diatas atau melakukan beberapa variasi posisi sesuai keinginan.

Mengenal HIV pada Ibu Hamil: Pencegahan dan Perawatan

hiv pada ibu hamil

HIV pada ibu hamil bukan hanya menjadi isu kesehatan perempuan, tetapi juga mengancam kesejahteraan bayi yang dikandungnya. Mengetahui informasi yang tepat tentang HIV selama kehamilan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai HIV pada ibu hamil, pencegahan, dan perawatan yang diperlukan.

Apa itu HIV dan Bagaimana Penularannya?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan beberapa jenis kanker. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan tahap lanjut dari infeksi HIV jika tidak diobati.

Penularan HIV dapat terjadi melalui:

1. Hubungan Seksual

Penularan melalui hubungan seksual adalah cara paling umum. Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan.

2. Berbagi Jarum Suntik

Penggunaan bersama jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV dapat menyebabkan penularan virus.

3. Dari Ibu ke Anak

Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

HIV pada Ibu Hamil

Pentingnya Deteksi Dini:

Deteksi dini HIV pada ibu hamil sangat penting untuk memulai perawatan secepat mungkin. Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan adalah langkah preventif.

Pencegahan Penularan kepada Bayi:

Untuk mencegah penularan HIV kepada bayi, ibu hamil yang terinfeksi mungkin akan diresepkan obat anti-retroviral (ARV). Penggunaan ARV dapat mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi selama kehamilan dan persalinan.

Prosedur Persalinan yang Aman:

Dokter mungkin merekomendasikan prosedur persalinan khusus, seperti operasi sesar, untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi selama proses kelahiran.

Pencegahan HIV pada Ibu Hamil

Penggunaan Kondom:

Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV melalui hubungan seksual.

Tes HIV Rutin:

Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan memungkinkan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat waktu.

Perawatan Anti-Retroviral (ARV):

Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat memerlukan perawatan ARV untuk mengendalikan virus dan melindungi kesehatan bayi.

Peran Penting Dukungan dan Pendidikan

Dukungan Psikologis:

Diagnosis HIV pada ibu hamil dapat memberikan dampak emosional yang besar. Dukungan psikologis dan sosial sangat diperlukan selama proses ini.

Pendidikan Kesehatan:

Pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang risiko, pencegahan, dan perawatan HIV dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengelolaan kondisi.

Kesimpulan

Penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan HIV rutin dan mendapatkan dukungan medis yang tepat. Deteksi dini dan langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat membantu meminimalkan risiko penularan HIV kepada bayi.

Dukungan sosial dan pemahaman mengenai kondisi ini juga berperan penting dalam memastikan kesehatan fisik dan mental ibu hamil. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang menghadapi situasi ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk panduan dan perawatan yang sesuai.