Mengenal Posisi Hubungan Intim Saat Hamil yang Nyaman

Bagi pasangan suami istri melakukan aktivitas seksual termasuk salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi diantara keduanya. Tidak sedikit diantara pasangan suami – istri yang kurang memahami atau bahkan tidak tahu bagaimana posisi hubungan intim saat hamil yang nyaman dan tentunya akan menambah suasana keintiman dari kedua pasangan tersebut.

Bagi kamu yang tertarik atau ingin mengetahui apa saja posisi terbaik melakukan hubungan intim saat hamil tersebut berserta bagaimana cara melakukannya? Simak dengan baik penjelasan yang tersaji dalam artikel berikut dengan baik!

Melakukan Hubungan Intim Saat Hamil

Tidak sedikit yang menanyakan tentang bahaya tidaknya melakukan aktivitas seksual, berhubungan intim saat seorang istri berada pada masa kehamilan. Hal yang harus kamu ketahui yaitu, saat melakukan hubungan intim pada masa kehamilan, hal tersebut tidak berpengaruh pada kondisi janin yang ada dalam kandungan.

Saat melakukan aktivitas seksual tersebut, tentu kamu harus memperhatikan beberapa hal demi menjaga kenyamanan maupun keamanan saat berhubungan intim, terutama dalam pemilihan posisi yang pas saat masa kehamilan.

Posisi Terbaik Hubungan Intim Saat Hamil

Seperti penjelasan diatas, pemilihan posisi berhubungan intim saat hamil 5 bulan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh kedua pasangan, baik suami maupun istri, terutama seorang wanita yang memasuki usia kehamilan 5 bulan atau 21 minggu, janin yang dikandung telah seperti bayi yang siap apabila dilahirkan.

Ingin tahu seperti apa dan bagaimana posisi hubungan intim saat hamil yang aman dan tentunya nyaman saat melakukannya? Kamu bisa menyimak dengan baik ulasan dibawah ini dengan baik!

  1. Posisi berdampingan

Posisi berdampingan atau side by side merupakan salah satu gaya berhubungan intim terbaik yang pas dilakukan saat dalam kondisi hamil. Pada saat melakukan hubungan intim dengan gaya side by side, tubuh seorang istri atau wanita tidak akan tertindih oleh tubuh suami.

Sehingga akan membuat wanita menjadi lebih nyaman dan rileks saat melakukan aktivitas seksual tersebut.

  1. Posisi Women on Top

Women on Top atau seorang wanita berada diatas pria merupakan posisi hubungan intim saat hamil 38 minggu maupun pada saat usia kehamilan lainnya. Saat menerapkan posisi atau gaya WoT tersebut, resiko penekanan yang diarasakan wanita pada perutnya cenderung lebih kecil, daripada menggunakan posisi MoT atau Men on Top.

Saat menggunakan posisi dengan gaya WoT tersebut, seorang wanita bisa lebih leluasa karena memiliki kendali terhadap pasangannya, sehingga hal tersebut akan menjaga suasana intim saat melakukan aktivitas seksual.

  1. Gaya Doggie Style atau dari belakang

Melakukan hubungan dari posisi belakang termasuk salah satu posisi yang disukai banyak orang, baik saat hamil maupun tidak. Keunggulan berhubungan intim dengan gaya doggie style atau posisi dari belakang yaitu kedua pasangan bisa lebih nyaman saat berhubungan badan, karena pergerakan perut bisa lebih bebas.

  1. Posisi memegang pinggang

Posisi hubungan intim yang bisa kamu ketahui selantunya saat hamil yaitu dengan memegang pinggang wanita. Posisi ini cukup mudah untuk dilakukan, yaitu seorang wanita bisa meletakkan telapak tangan pada di dinding. Kemudian dari belakang suami memegang pinggang disertai dengan melakukan penetrasi dari belakang.

Posisi ini lebih nikmat karena mampu merangsang klitoris dari pasangan saat berhubungan badan.

Selain keempat gaya atau posisi diatas, kamu bisa melakukan posisi hubungan intim saat hamil lainnya, seperti dibawah ini:

  1. Gaya cowgirls
  2. Posisi oral seks
  3. Posisi missionary
  4. Posisi masturbasi antar pasangan

Penjelasan di atas, bisa memberikan pengetahuan untuk kamu terutama pengenalan tentang posisi hubungan intim saat hamil yang nyaman dan tentunya aman saat melakukannya. Kamu bisa memilih salah satu gaya diatas atau melakukan beberapa variasi posisi sesuai keinginan.

Membaca Tanda-tanda Alami: Ciri-ciri Wanita Subur dan Gampang Hamil

ciri ciri wanita subur dan gampang hamil

Mengetahui tanda-tanda alami kesuburan pada wanita dapat menjadi langkah awal yang penting bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan. Bagi yang belum memahami dunia kesehatan reproduksi, berikut adalah beberapa ciri-ciri wanita subur dan gampang hamil yang bisa menjadi panduan bagi mereka yang ingin memulai perjalanan menjadi orangtua.

Ciri-Ciri Wanita Subur dan Gampang Hamil

1. Siklus Menstruasi Teratur

Salah satu ciri utama wanita subur adalah memiliki siklus menstruasi yang teratur. Siklus menstruasi yang normal biasanya berlangsung selama 28-35 hari, dihitung dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Siklus yang teratur menandakan bahwa ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium, berlangsung secara teratur.

2. Suhu Tubuh Basal (BBT) Stabil

Suhu Tubuh Basal (BBT) adalah suhu tubuh yang diukur pada saat istirahat total, biasanya di pagi hari sebelum beraktivitas. Peningkatan suhu tubuh basal dapat menandakan bahwa ovulasi telah terjadi. Mengukur suhu tubuh basal secara teratur dapat membantu wanita menentukan kapan waktu subur mereka.

3. Perubahan Lendir Serviks

Lendir serviks mengalami perubahan selama siklus menstruasi. Pada masa subur, lendir serviks cenderung menjadi bening, licin, dan elastis, mirip dengan putih telur. Perubahan ini membantu sperma bergerak lebih mudah menuju sel telur yang dilepaskan.

4. Nyeri Ovulasi

Beberapa wanita dapat merasakan nyeri ringan pada salah satu sisi perut mereka selama ovulasi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pelepasan sel telur dari ovarium. Merasakan nyeri ovulasi dapat menjadi petunjuk alami bahwa tubuh sedang berada dalam masa subur.

5. Libido Meningkat

Selama periode subur, beberapa wanita melaporkan peningkatan hasrat seksual atau libido. Ini adalah respons alami tubuh untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan sel telur oleh sperma.

6. Keputihan yang Menunjukkan Siklus Ovulasi

Keputihan yang sehat dan meningkat dapat menjadi tanda bahwa seorang wanita sedang dalam masa subur. Keputihan yang meningkat dan bersifat bening, licin, serta elastis membantu sperma bergerak lebih lancar menuju sel telur.

7. Tes Ovulasi Positif

Tes ovulasi adalah alat yang dapat membantu wanita menentukan waktu ovulasi. Tes ini mendeteksi peningkatan hormon luteinizing (LH) yang terjadi menjelang ovulasi. Jika tes ovulasi menunjukkan hasil positif, ini menandakan bahwa ovulasi mungkin terjadi dalam 24-48 jam.

8. Kesehatan Umum yang Baik

Wanita yang sehat secara umum memiliki peluang hamil yang lebih baik. Ini termasuk menjaga berat badan ideal, mengonsumsi nutrisi yang baik, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Kesimpulan

Memahami ciri-ciri wanita subur dan gampang hamil dapat membantu pasangan yang merencanakan kehamilan. Meskipun banyak tanda-tanda tersebut bersifat alami, namun tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika pasangan mengalami kesulitan untuk hamil.

Langkah-langkah sederhana ini dapat menjadi panduan awal bagi mereka yang memasuki tahap baru dalam kehidupan keluarga.

Menjaga Kesehatan Reproduksi: Cara Berhubungan Intim yang Aman dan Tidak Mengakibatkan Kehamilan

pregnancy test

Berhubungan intim adalah bagian alami dari kehidupan pasangan yang menjalin hubungan romantis. Namun, ada kalanya kita ingin menikmati momen tersebut tanpa khawatir akan konsekuensi kehamilan. Kira-kira, seperti apa ya cara berhubungan intim yang tidak mengakibatkan kehamilan bagi perempuan? Simak penjelasan berikut untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda.

1. Menggunakan Kondom

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kehamilan dan melindungi diri dari penyakit menular seksual (PMS) adalah dengan menggunakan kondom. Kondom bekerja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur, sehingga mencegah pembuahan.

Kondom tersedia dalam berbagai jenis dan bahan, termasuk lateks dan poliuretan. Pilihlah kondom yang sesuai dengan preferensi dan sensitivitas kulit Anda. Pastikan juga kondom yang digunakan memiliki sertifikasi standar untuk keamanan.

2. Pilihan Metode Kontrasepsi

Beberapa metode kontrasepsi dapat membantu mencegah kehamilan. Metode ini melibatkan penggunaan alat atau obat-obatan untuk mengontrol keluarnya sperma atau merubah siklus menstruasi wanita. Beberapa metode kontrasepsi yang umum digunakan antara lain:

a. Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi mengandung hormon yang mengatur ovulasi dan mencegah sperma mencapai sel telur. Pil ini sangat efektif jika digunakan dengan benar.

b. Suntik Kontrasepsi

Suntik kontrasepsi umumnya mengandung hormon progestin yang bekerja menghambat ovulasi dan menebalkan lendir serviks agar sperma sulit mencapai sel telur.

c. Alat Kontrasepsi IUD

IUD (Intrauterine Device) adalah alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD bekerja dengan mencegah sperma mencapai sel telur atau membuat lingkungan rahim tidak sesuai untuk kehamilan.

3. Metode Kalender

Metode kalender melibatkan pemantauan siklus menstruasi untuk menentukan waktu subur dan tidak subur. Meskipun metode ini memerlukan kedisiplinan tinggi dan tidak selalu akurat, namun dapat menjadi pilihan bagi pasangan yang ingin menghindari kehamilan tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

4. Komunikasi Terbuka dengan Pasangan

Komunikasi yang baik antara pasangan adalah kunci untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Diskusikan bersama mengenai metode kontrasepsi yang akan digunakan, kekhawatiran, dan harapan masing-masing. Dengan pemahaman dan dukungan satu sama lain, pasangan dapat memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

5. Berkonsultasi dengan Profesional Kesehatan

Sebelum memilih metode kontrasepsi atau melibatkan diri dalam aktivitas seksual yang lebih aman, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Dokter atau bidan dapat memberikan informasi yang tepat, serta membantu menentukan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan individu.

Kesimpulan

Mengatur kehamilan adalah hak setiap individu dan pasangan. Dengan memahami berbagai metode kontrasepsi yang tersedia dan berkomunikasi dengan baik, pasangan dapat menjalani hubungan intim yang sehat dan aman.

Pilihan metode kontrasepsi yang tepat perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan, preferensi, dan kebutuhan pasangan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan dukungan.

Mengenal HIV pada Ibu Hamil: Pencegahan dan Perawatan

hiv pada ibu hamil

HIV pada ibu hamil bukan hanya menjadi isu kesehatan perempuan, tetapi juga mengancam kesejahteraan bayi yang dikandungnya. Mengetahui informasi yang tepat tentang HIV selama kehamilan adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai HIV pada ibu hamil, pencegahan, dan perawatan yang diperlukan.

Apa itu HIV dan Bagaimana Penularannya?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, melemahkan pertahanan tubuh terhadap infeksi dan beberapa jenis kanker. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan tahap lanjut dari infeksi HIV jika tidak diobati.

Penularan HIV dapat terjadi melalui:

1. Hubungan Seksual

Penularan melalui hubungan seksual adalah cara paling umum. Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan.

2. Berbagi Jarum Suntik

Penggunaan bersama jarum suntik dengan orang yang terinfeksi HIV dapat menyebabkan penularan virus.

3. Dari Ibu ke Anak

Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

HIV pada Ibu Hamil

Pentingnya Deteksi Dini:

Deteksi dini HIV pada ibu hamil sangat penting untuk memulai perawatan secepat mungkin. Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan adalah langkah preventif.

Pencegahan Penularan kepada Bayi:

Untuk mencegah penularan HIV kepada bayi, ibu hamil yang terinfeksi mungkin akan diresepkan obat anti-retroviral (ARV). Penggunaan ARV dapat mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi selama kehamilan dan persalinan.

Prosedur Persalinan yang Aman:

Dokter mungkin merekomendasikan prosedur persalinan khusus, seperti operasi sesar, untuk mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi selama proses kelahiran.

Pencegahan HIV pada Ibu Hamil

Penggunaan Kondom:

Penggunaan kondom dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV melalui hubungan seksual.

Tes HIV Rutin:

Pemeriksaan HIV rutin selama kehamilan memungkinkan deteksi dini dan pengelolaan yang tepat waktu.

Perawatan Anti-Retroviral (ARV):

Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat memerlukan perawatan ARV untuk mengendalikan virus dan melindungi kesehatan bayi.

Peran Penting Dukungan dan Pendidikan

Dukungan Psikologis:

Diagnosis HIV pada ibu hamil dapat memberikan dampak emosional yang besar. Dukungan psikologis dan sosial sangat diperlukan selama proses ini.

Pendidikan Kesehatan:

Pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang risiko, pencegahan, dan perawatan HIV dapat membantu meningkatkan pemahaman dan pengelolaan kondisi.

Kesimpulan

Penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan HIV rutin dan mendapatkan dukungan medis yang tepat. Deteksi dini dan langkah-langkah pencegahan yang efektif dapat membantu meminimalkan risiko penularan HIV kepada bayi.

Dukungan sosial dan pemahaman mengenai kondisi ini juga berperan penting dalam memastikan kesehatan fisik dan mental ibu hamil. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang menghadapi situasi ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk panduan dan perawatan yang sesuai.