Ciri HIV AIDS adalah salah satu informasi penting yang perlu diketahui sebagai pengetahuan umum tentang kesehatan. Semakin dini ciri dan gejala penyakit HIV AIDS dikenali, semakin besar peluang bagi pasien dan tenaga medis untuk menentukan tindakan yang tepat.
Ciri HIV AIDS bukan jenis gejala yang bisa dengan mudah dicurigai. Dengan kata lain, temuan satu atau dua gejala tidak lantas membuat seseorang bisa begitu saja dilabeli terkena AIDS. Ditambah lagi, HIV AIDS adalah penyakit yang melibatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Penyakit ini memiliki rentang gejala yang cukup luas terhadap segala bentuk penurunan sistem imun tubuh.
Dalam dunia medis, ciri HIV AIDS pada wanita atau pria dikenali dalam tiga tahap. Secara rinci, bisa disimak dalam uraian berikut:
Tahap Pertama: Sindrom Retroviral Akut
Penyakit ini paling berkaitan dengan pola aktivitas seksual seseorang. Selain itu, HIV AIDS juga mungkin menular melalui kontak darah lewat jarum suntik, atau dari penularan keturunan ibu ke anaknya.
Gejala atau ciri HIV AIDS bisa mulai muncul dalam 2 hingga 6 minggu setelah terkena virus. Fase ini adalah fase awal yang sering “diabaikan”. Padahal pada fase inilah sistem imun seseorang akan berperang melawan virus HIV. Dunia medis mengenal kondisi ini dengan istilah sindrom retroviral akut atau infeksi HIV primer.
Gejala atau ciri-ciri HIV AIDS tahap awal muncul mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya. Penderita mungkin akan merasakan:
- Sakit kepala
- Lemas dan lelah
- Pegal-pegal
- Sakit tenggorokan
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Ruam merah tanpa gatal pada tubuh
- Demam
- Bisul, luka, atau sariawan di mulut, kerongkongan, anus, atau alat kelamin
- Dan gejala neurologis lainnya
Tahap Kedua: Latensi Klinis
Yang perlu kamu ingat adalah, justru saat sistem kekebalan tubuh kalah terhadap virus HIV, gejala awal seperti flu akan hilang. Penderita mungkin akan tertipu mengira bahwa dirinya sembuh dari virus flu biasa. Padahal saat itu, ada banyak hal yang terjadi di dalam tubuh dan tidak tampak dari luar.
Tahap Ketiga: Infeksi Utama AIDS
HIV akan berkembang menjadi AIDS ketika jumlah sel T CD4 di dalam tubuh turun di bawah 200. Artinya, sistem kekebalan tubuh rusak parah. Pada masa ini, tubuh akan lebih mudah terserang penyakit lain.
Sarkoma kaposi, salah satu bentuk kanker kulit, dan Pneumocystis pneumonia, adalah contoh yang sering ditemukan diderita oleh mereka yang terkena AIDS. Kamu juga bisa menyadari ciri orang HIV AIDS dengan mencermati beberapa gejala berikut:
- Mengalami kelelahan sepanjang waktu
- Terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di leher atau selangkangan
- Demam lebih dari 10 hari
- Sering berkeringat di malam hari
- Penurunan berat badan terjadi drastis
- Bintik keunguan (ruam) di kulit yang tidak hilang
- Sesak napas
- Diare parah
- Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
- Memar atau pendarahan tiba-tiba
- Gejala pada sistem saraf, seperti lupa, berkurang pengelihatan, linglung, masalah keseimbangan atau sistem koordinasi tubuh, dan kejang.
Pengenalan dini terhadap ciri HIV AIDS juga memberi peluang hidup yang lebih besar bagi penderitanya. Meski demikian, HIV AIDS adalah penyakit yang belum dapat ditemukan obatnya. Oleh karena itu, perhatian pada aktivitas seksual dan kedisiplinan kesehatan sangat penting dalam upaya pencegahan HIV AIDS.